Sabtu, 26 Maret 2011

Rasulullah saw. Tertawa

KAUM Quraisy telah menuduh Rasulullah saw. Yang tidak-tidak. Tak satu pun celah yang tidak mereka manfaatkan. Kemudian mereka menggunakan cara berdebat, “Kalau kamu seorang Rasul Allah, mengapa kamu makan dan berjalan di pasar?” sela mereka. Oleh karena itu turunlah firman Allah, “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu melainkan mereka memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar…”(al-Furqaan:20)
Hal ini mengandung arti bahwa seorang Rasul adalah manusia biasa yang juga memerlukan makanan, minuman, tidur, tertawa, sedih, dan seterusnya.
Abdullah ibnu Harits pernah berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang yang lebih banyak senyumnya daripada Rasulullah saw.”
Ia juga pernah berkata, “Tertawa Rasulullah hanyalah berupa senyuman.”
Beliau pernah bersabda, “Tertawa terbahak-bahak itu dari setan, sedang tersenyum adalah dari Allah.”
Ada beberapa kesempatan ketika Rasulullah tertawa.

Aku Tertawa karena Tuhanku Tertawa

Rasulullah saw. Mengajak Ali bin Abi Thalib pergi ke dekat harrah. Di sana beliau menengadahkan kepala ke langit lalu berdo’a, “Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku. Tiada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.”
Setelah itu, beliau menoleh kea rah Ali dan tertawa. Ali bertanya, “Rasulullah, kenapa engakau beristigfar lalu memandang kepadaku kemudian tertawa?”
“Aku tertawa karena Tuhanku tertawa, karena Dia heran terhadap hambaNya. Dia sudah mengetahui bahwa tidak ada yang mengampuni dosa selain diriNya.” (HR Ibnu Abi Syaibah)

@diambil dari buku berjudul “saat-saat berkesan dengan rasulullah” oleh Abdul Aziz asy-syinnawi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar