Kamis, 17 Februari 2011

PAHLAWAN SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN

Mgr. Albertus Soegijopranoto
Lahir : Solo, 25 November 1896
Wafat : Belanda, 10 Juli 1963
Makam : TMP Giri Tunggal, Semarang
Sejak kecil Soegijopranoto telah dididik dalam lingkungan katolik yang taat. Dia juga pernah mengenyam pendidikan di sekolah guru hingga tamat pada tahun 1915. Kegiatannya dibidang keagamaan dimulai sejka dia menamatkan pendidikannya dibidang imamat.
Soegijopranoto juga pernah dua kali dikirim ke negeri Belanda untuk memperdalam pendidikannya dibidang teologi, bahasa Latin, bahasa Yunani, dan filsafat. Selama di negeri Belanda, dia pernah mewakili freter-freter di Indinesia untuk menghadiri perayaan kepausan di Roma.
Pada tahun 1934, dia diangkat sebagai pastor paroki. Pada tahun 1938, dia diangkat sebagai penasihat misi Yesus di pulau Jawa. Pada tahun 1940, dia diangkat sebagai vikaris apostolic. Dia kemudian menjadi putra Indonesia pertama yang menjadi uskup agung.
Soegijopranoto juga pernah memimpin mingguan swara tama, sebuah mingguan berbahasa JAwa. Dia lebih banyak menulis tentang kebudayaan, terutama bidaya Jawa. Di juga melahirkan gagasan untuk menyesuaikan ajaran Katolik dengan kebiasaan bangsa Indonesia. Menyerasikan tradisi Barat dan Timur adalah upayanya dalam melakukan penyabaran agama. Dia juga menentang anggapan bahwa gereja identik dengan pemerintahan colonial. Berdasarkan surat keputusan Presiden RI No. 152/1963, Mgr. Albertus Soegijopranoto diangkat sebagai tokoh nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar